Penyakit stroke ada dua yakni stroke iskemik dan stroke hemoragik. Kedua jenis tersebut menggunakan pengobatan stroke berbeda-beda. Sebab disesuaikan dengan riwayat penyakit penderita dan kondisi kesehatan. Sebaiknya mengambil pengobatan medis dan mengikuti saran dokter agar lebih cepat pulih.
Pengobatan stroke secara medis dapat dibarengi terapi dan minuman herbal. Asalkan berkonsultasi dahulu kepada dokter yang menangani penyakit Anda. Dalam penjelasan dibawah ini akan mengemukakan pengobatan stroke iskemik dan hemoragik secara medis. Check this out!
Pengobatan Stroke Iskemik
Stroke merupakan salah satu penyakit yang mengganggu peredaran darah. Serangan stoke iskemik disebabkan karena adanya pembuluh darah menuju otak yang tersumbat. Adapun penanganan darurat pada pasien stroke iskemik paling lambat dilakukan 4,5 jam setelah mengalami stroke. Selama masa kritis serangan stroke iskemik biasanya pasien memperoleh obat-obatan sebagai berikut.
1. Antiplatelet
Antiplatelet merupakan obat stroke yang berfungsi mengencerkan darah. Kegunaan antiplatelet agar mencegah terjadi pembekuan darah karena keping-keping darah. Saat pasien dalam keadaan darurat biasanya dokter memberikan obat antiplatelet acetylsalicylic acid (ASA) atau aspirin.
Disamping itu, berfungsi efektif memperlancar peredaran darah menuju area-area terpengaruh stroke. Penderita stroke iskemik tidak diberikan antiplatelet jika memiliki alergi, pendarahan, dan pantangan medis khusus.
2. Antikoagulan
Antikoagulan merupakan obat pengencer darah yang berfungsi mencegah pembekuan darah. Hanya diperuntukkan bagi orang yang memiliki resiko tinggi mengalami stroke. Antikoagulan disebut efektif mencegah terjadinya pengulangan penyakit stroke.
Contoh obat antikoagulan adalah warfarin dan heparin, serta diberikan melalui oral. Jika dikonsumsi dalam dosis tinggi sesuai resep dokter bermanfaat meminimalisir kerusakan karena stroke. Namun, jika mengonsumsi antikoagulan lebih dari dosis justru membuat penyakit stroke bertambah parah.
3. TPA (Tissue Plasminogen Activator)
Pengobatan stroke satu ini dilakukan dengan cara menyuntikan obat pada kateter (tube tipis) pembuluh darah manusia. Disinyalir berfungsi efektif untuk menghentikan penyumbatan pada pembuluh darah di otak.
Biasanya diberikan dalam jangka waktu kurang dari 4,5 jam usai gejala stroke terlihat. Terutama pada saat pasien stroke mengalami masa kritis.
4. Embolektomi Kateter
Apabila pemberian obat-obatan gagal dan stroke terjadi akut, maka dokter mengambil pengobatan melalui kateter. Dimana tujuannya untuk mengangkat penyebab penyumbatan secara manual dengan alat khusus. Pengobatan satu ini dikenal dengan sebutan embolektomi kateter.
5. Kraniotomi Dekompresi
Stroke iskemik parah mengakibatkan pembengkakan serius pada bagian otak. Jika hal ini terjadi maka diambil tindakan operasi agar tidak menyebabkan dampak lebih parah. Prosedur operasi yang dimaksud yakni kraniotomi dekompresi. Dilakukan oleh ahli bedah dengan cara membuka bagian kecil tengkorak di area pembengkakan.
Baca juga: Potensi Bahaya di Tempat Kerja
Pengobatan Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik dikatakan lebih berbahaya dibandingkan stroke iskemik. Pengobatan stroke hemoragik juga berbeda karena penderita tidak diberikan obat pengencer darah. Sebab, jika darah diencerkan menyebabkan jumlah aliran darah dalam otak menghilang. Dibawah ini beragam pengobatan stroke hemoragik yang biasanya dilakukan oleh dokter.
1. Operasi
Kerusakan pembuluh otak yang parah membutuhkan tindakan operasi pasca pendarahan terjadi. Bermanfaat untuk memperbaiki kerusakan dan membantu meminimalisir komplikasi penyakit lain di masa depan.
Syarat operasi pada penderita stroke hemoragik yakni penyebab stroke berada dekat dengan permukaan otak. Sehingga dokter bedah mudah mengaksesnya untuk melakukan pengangkatan. Apabila penyebab stroke atau bercak darah pecah jauh ke dalam otak, maka prosedur operasi tidak dianjurkan.
2. Coiling
Ketika arteri rusak tidak bisa diakses dengan operasi, maka lakukan kateterisasi. Prosedur kateter yang dilakukan ahli bedah disebut dengan coiling (embolisasi aneurisma). Saat ahli bedah memperoleh lokasi pembuluh yang pecah, maka akan melepaskan gulungan kawat pada area tersebut.
Kawat coiling ini aman digunakan karena terbuat dari rbahan platinum yang lembut dan berukuran sangat kecil. Fungsinya sebagai jaring terhadap penggumpalan darah dan menutup lubang pada arteri lain.
3. Pemangkasan Aneurisma
Pengobatan lain yang disarankan dokter adalah memangkas aneurisma. Prosedur dilakukan dengan pemasangan penjepit secara permanen guna pencegahan perdarahan lebih lanjut. Biasanya pemangkasan aneurisma dilakukan apabila tindakan operasi dan coiling tidak efektif.
4. Rehabilitasi Pasca Stroke
Setelah sembuh dari stroke, seseorang akan memperoleh pengobatan lanjutan selama masa pemulihan. Apabila stroke dialami pada bagian kanan otak, maka memerlukan rehabilitasi fisik. Seperti berpakaian sendiri dan naik-turun tangga. Pasalnya bagian otak kanan bekerja mengontrol fungsi visual-spasial.
Jangka waktu rehabilitasi pasca stroke dilakukan sesuai dengan perkembangan kesehatan pasien. Umumnya masa rehabilitasi menghabiskan waktu minimal 6 bulan. Selama masa rehabilitasi juga dilakukan berbagai terapi yang mendukung proses penyembuhan.
Pengobatan stroke iskemik dan stroke hemoragik secara garis besar berbeda. Terutama jika mengalami serangan stroke hemoragik cenderung diambil tindakan operasi. Berbeda dari stroke iskemik masih dapat diatasi dengan konsumsi obat. Apabila pasien stroke iskemik tidak kunjung sembuh, barulah dilakukan prosedur pembedahan atau operasi medis.